Kekuatan Persahabatan

Entah ini efek dari mulai memasuki tingkat akhir (amiiin, secara kita udah tingkat IV, jgn ada tingkat selanjutnya, tp lsg S2), atau mungkin karena rutinitas di kampus yang mulai menyusut. Karena SP sekedar SP, masuk, tugas langsung UAS dan babay cacaw sampai ketemu lg nnt UAS. Dan pada akhirnya intensitas ketemu kita berkurang. Hanya lewat FB dan SMS saja kita berliar ria dan bersenda gurau. Kerinduan pun menyeruak seperti hembusan angin menyambut malam, dinginnya menusuk hati.

Persahabatan kita entah kapan berawal, yang pasti takdirlah yang menyatukan kita dan Ilmu Pemerintahan-lah yang pastinya mempertemukan kita semua. Seperti kata Dini Handiani Fazhar, "persahabatan kita berawal tapi tak akan pernah berakhir". Ya, jangan sampai berakhir, hanya liang lahatlah yang dapat memisahkan kita. Dulu kita dari latar belakang bahkan daerah yang berbeda sama sekali. Jauh, kita saling berjauhan. Saya kuncen Cileunyi, Dini preman Subang, F mojang Kuningan, Gie pengusahan Cikampek dan Leo anak gaul Bogor. Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam persahabatan.

Alih-alih untuk mengalihkan situasi ini, saya pun membuka kembali file-file photo dari awal kita dipertemukan. Ospek Jurusan Ilmu Pemerintahan sampai aksi-aksi kecil kita yang direkam dalam sebuah file berformat .jpg. Gayanya tidak seberapa, tidak cantik seperti model, tidak berposisi angel yang menarik layaknya arahan photografer maupun kualitas photo yang baik seperti memakai kamera SLR. Tidak, kami tidak seperti itu, yang saya lihat dari photo-photo itu adalah ada sebuah cerita yang tersirat, cerita antara kita, lebih dalam, lebih bermakna. Terkadang itu membuat saya tersenyum kecil, terkekeh-kekeh sampai ketawa guling-gulingan, dan tak ayalnya ingin menangis, sebagai rasa syukur telah dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang membuat hidup saya lebih hidup. Setiap peristiwa yang terabadikan mempunyai nilai sejarah yang sangat berharga. Dan itulah kami, bukan foto model, bukan anak-anak super cantik yang fotonya banyak dikomen orang-orang namun, kami segelintir anak muda yang ingin menjadikan kenangan adalah cerita bagi anak cucunya kelak.

Petualangan kita memang tidak mahal dan ekslusif seperti yang lain, tidak jauh sampai keluar pulau, keluar dari Jawa Barat bahkan keluar negeri. Namun perjalanan kami hebat, hebat menurut kaca mata saya sendiri (semoga teman-teman pun merasakan demikian). Banyak tempat yang kami singgahi, bukan hanya tempat yang bernilai pariwisata, namun lebih dari itu. Kebun teh di Subang, Tangkuban Parahu, rumah Dini, Water Boom Jatiluhur, rumah Gie, pabrik boneka di Cikampek, Lembah Cilengkrang Gunung Ciremai, rumah F, Musium Sribaduga, Rancaekek Wetan, Pangandaran, rumah saya tempat -masak-masak ayam bakar-, sudut-sudut FISIP, Kawah Putih, Jatos, BIP, PemKot Bandung, Damri Kalapa-Tanjungsari yang sudah reyot, Damri Kuningan-Bandung, bus Bandung-Cirebon, angkot, Kiara Payung, gerbang Unpad, angkot gratis dan berbagai tempat serta transportasi yang tidak bisa says sebutkan di sini. Setiap pertualangan, kami melukiskan keceriaan, meninggalkan senyum, menggoreskan kenangan dan terkadang belajar untuk bersedih. Karena hidup itu bagaikan Yin dan Yang (dua kondisi), dalam persahabatan pun kedua rasa itu pasti ada, yang terpenting adalah keseimbangan diantaranya.

Jika perhatian adalah ombak, aku akan memberimu lautan.

Jika menghargai adalah daun, aku akan memberimu pohon.

Jika kepercayaan adalah planet, aku akan memberimu galaksi.

Jika persahabatan adalah kehidupan, aku akan memberimu tambang kebebasan.