Menelungkup dalam diam dan resah.
Aku menghitung tiap tetesan embun pagi dan riuh rendahnya suara malam.
Meredam asa dan rasa yang terpenggal oleh waktu.
Berharap akan ada tangan kasih yang menyapa dan menyentuh hati.
Bukan seperti ini, memapah tanpa rasa dan asa.
Setiap ku memandang langit.
Setiap bertemu muka dengan matahari.
Ada nama di awan sana.
Biarlah ku kenang dan ku damba sewaktu-waktu.
Seperti saat matahari bertemu langit.
Lalu malam adalah perpisahan kita.
-irdevzan-
pc, selasa 20:07, 280910
Puisi yang bagus, saya suka..,
BalasHapusDi tunggu updatenya sob..
Salam.
makasi, salam persahabatan.
BalasHapusok, tunggu saja update-updatenya :)
cie cie cie... ahimmmmmmmmmmm!!!!!!
BalasHapushehehehehe..
BalasHapusmalah cie cie..
:p
keren :)
BalasHapusmakasi ya :)
BalasHapus