Seraut Wajah yang Belum Bernama

Seperti
Seperti puisi yang kau tuliskan
Seperti nyanyi yang kau lantunkan
Seperti senyum yang kau sunggingkan
Seperti pandang yang kau kerlingkan
Seperti cinta yang kau berikan
Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup
(Andrea Hirata, Maryamah Karpov)
 Ini tentang seraut wajah yang belum bernama. Aku yakin langit belum sempat melukis senyum wajah itu dalam segumpal awan. Pun riuh angin bertahan menyepi, belum ingin membisik kata, sebuah nama. Hanya titik-titik hujan yang Dia kirimkan untuk mereda ricuh di sini, di hati.
Suatu hari, aku yakin jarak yang Dia garis akan semakin pupus. Pada akhirnya menegaskan kita dalam satu ikatan cinta Illahi. Sebab ada Dia dalam dirimu. Sebab ada kasih untuk semesta pada mu.
Secangkir teh dan kursi :)
Teruntuk seraut wajah yang belum bernama. Suatu saat kau harus duduk di kursi ini bersama secangkir teh hangat, bercengkrama dengan ku, bersama-sama memandangi langit senja, membicarakan langkah tegap untuk masa depan.

Suatu saat, pasti. Seraut wajah itu akan bernama.
Teruntuk kau yang akan menjadi genggaman menapaki jalan hidup. Jadilah pria yang hebat. Tak pernah takut melewati tajamnya krikil cobaan hidup. Karena aku tak sekuat yang kau kira, aku pasti membutuhkan mu untuk menyakinkan ku bisa.
Teruntuk kau yang akan menjadi pundak dikala air mata harus keluar. Jadilah pria yang tegar. Tak pernah lelah tersenyum meski hidup penuh tangisan. Karena aku tak seceria yang kau kira, aku pasti membutuhkan mu untuk menghapus duka.
Teruntuk kau yang akan menjadi ayah dari anak-anak kita. Jadilah pria yang penyayang. Tak pernah lupa untuk selalu mengajarkan dan mengenalkan Dia dan kasih sayang dalam hidup kepada anak-anak kita. Karena aku pasti membutuhkan mu untuk membangun sekolah surga di sini, di rumah.
Teruntuk kau yang akan menjadi sebuah nama di setiap garis keturunan keluarga ku dan keluarga mu. Jadilah pria yang mencinta orang tua mu, keluarga mu, orang tua ku, keluarga ku.
Teruntuk kau yang akan menjadi imam dalam kehidupan ku. Jadilah pria yang tegas. Tak pernah lupa mengingatkan ku dan anak-anak untuk beribadah pada-Nya. Karena Dialah kita ada. Karena Dialah kita mencinta. Karena Dialah, Allah SWT. Sang Maha Penyayang.
Suatu saat, di hari yang tepat, kau akan jelas bernama. Tidak sekarang.

irdevzan, ketika jemari menari #edisi error

9 komentar:

  1. Teruntuk Kau yang akan menemani sang imam
    Jadilah terlihat indah saat dia menatapmu
    Jadilah bunga yang harum saat dia mendekatimu
    Jadilah kunci untuk setiap urusan imammu.

    Semoga yang terbaik untukmu Ukhti...
    Semoga Barokah.

    BalasHapus
  2. Suatu saat, pasti. Seraut wajah itu akan bernama.
    Aaaaarrggh...postinganmu bikin aku menggalau mbak...hahahaa :P

    BalasHapus
  3. Indahnya...
    Harap itu terjadi pula pada diriku...
    :D
    Makasih tulisannya, so sweet

    BalasHapus
  4. wow... it's totally wow.
    apalgi post ending-nya. #g bisa komen sya

    BalasHapus
  5. cuit..cuit..smoga orang bernama itu akan segera datang dihadapanmu teh :)

    BalasHapus
  6. padahal ini tulisan error.. -----swing------
    hehehe..
    makasi semuanya yak yak yak ^_^

    BalasHapus
  7. Siapakah pemilik wajah tak bernama itu? bolehkah aku mengenalnya?? hehe ^_^
    Berkunjung dipagi hari

    BalasHapus
  8. krn blm tau namanya jadi blm tau siapa orangnya Kak Tifa. hehehhee..

    BalasHapus

Hai kawan-kawan, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca dan berkomentar di pendopo langit ini ^_^


up