Cawan Kasih Sayang; Edisi Keluarga


Apa, Ibu, Irma, Aviz (adik semata wayang tercinta)

Larik-Larik Kasih

Pijar-pijar matahari yang tak pernah ingkar.
Menyentuh dunia dalam hangatnya.
Namun kasih kalian melebihi dekap hangat matahari pada dunia.

Anggunya langit luas tanpa batas.
Setia menaungi tapak-tapak bumi tanpa lelah.
Namun pengorbanan kalian melebihi kesetiaan langit pada bumi.

Udara yang ku hela, selalu ada meski tak tampak.
Namun wujud cinta kalian, akan selalu ada, akan selalu tampak.
Nyata dalam rasa.

Ibu, Bapak..
Ribuan juta detik masa telah ku habiskan bersama kalian.
Tak pernah sedetik pun ada rasa sesal.
Mencintai mu, menyayangi mu bagai merangkul matahari, langit dan udara menjadi satu.

irdevzan, 17022012

Bismillahirrahmanirrahiim..
Saya adalah anak sulung dari dua bersaudara. Alhamdulillah ibu dan bapak masih sehat wal afiat. Sebenarnya saya biasa memanggil Apa bukan Bapak. Ada beberapa postingan yang sudah terlebih dahulu saya tuliskan khusus untuk Apa yaitu di sini dan di sini. Tak lupa saya pun telah menuliskan tentang Ibu pada postingan terdahulu yaitu di sini. Setiap anak pasti akan bilang bahwa bapaknya adalah bapak nomor satu di dunia, begitu pun dengan saya. Tidak ada yang bisa menggeser posisi Apa dengan yang lain. Sampai saat ini peringkat laki-laki ganteng dan sangat saya sayangi nomor 1 adalah Apa. Ibu itu adalah orang pertama yang selalu saya sahut ketika demam di tengah malam, teman dikala menangis, tempat bermanja yang nyaman dan ibu nomor satu di dunia serta wanita peringkat satu yang sangat saya sayangi.
 
5 tahun yang lalu..
Hari itu adalah hari pertama jadwal SPMB, saya mendapatkan tempat ujian di SMA N 2 Bandung di Cihampelas. Jarak dari rumah menuju Cihampelas memang tidak dekat. Tempat tinggal yang berada di Cileunyi mengharuskan saya pergi lebih pagi dibandingkan orang lain. Saat itu kebetulan kendaraan kami sedang mendapatkan service, karena motor pun tidak ada, satu-satunya alat transportasi adalah angkutan umum. Pukul 05.00 WIB setelah shalat subuh dan bersiap-siap, saya pun berangkat menuju tempat SPMB ditemani oleh bapak. Pada saat itu sekitar 4 bulan setelah saya kecelakaan maka Apa dan Ibu agak khawatir dengan kondisi saya jika harus bepergian sendiri.

Bersama Apa saya berjalan kaki dari rumah menuju gang tempat kami biasa naik angkot. Angkutan umum yang kami pakai saat itu adalah Elf jurusan antar kota kemudian dilanjut dengan angkot. Berbekal perasaan tak karuan akan menghadapi ujian saya hanya diam sepanjang perjalanan sambil sesekali memandang Apa dan bergumam di dalam hati "ternyata sesayang inilah Apa terhadap saya, pergi subuh-subuh hanya untuk menemani anaknya ujian. Ya Rabb jaga terus beliau, semoga saya bisa lulus SPMB, kuliah dan menjadi anak kebanggaan beliau, jangan sampai saya lalai dan mengecewakannya"

Ternyata Apa pada saat itu tidak pulang, namun menunggu saya sampai ujian selesai. Bayangkan, betapa lamanya beliau menunggu. Hati ini semakin kembang kempis, Ya Rabb, lagi-lagi saya melihat betapa beliau sangat menyayangi saya. Lelaki yang tanpa banyak kata ini terus menunjukkan dukungannya pada saya agar ujian ini berhasil. Saat perjalanan pulang tiba-tiba Apa bertanya dengan intonasi tegas "bagaimana tadi ujiannya? besok harus lebih semangat, Apa lihat Neng (panggilan di rumah) terlalu tegang, tenang saja pasti bisa, orang lain saja bisa masa Neng tidak. Jangan takut, apa bedanya kita dengan mereka? Apa pengen Neng kuliah S1 terus lanjut pendidikan S2, jika bisa sampai S3. Jika Apa guru, Neng minimal harus jadi dosen." Saya mengangguk dan lantas tersenyum. Alhamdulillah saya lulus di Universitas Negeri dan untuk kedua kalinya saya melihat Apa menangis setelah terakhir kali pada saat Bapung (Kakek, Ayahnya Apa) meninggal.

Irma bersama Apa di ulang tahun ke-1
Oh iya, Apa, maaf Neng tidak jadi seorang dokter seperti apa yang Apa inginkan waktu dulu sekali. Apa pernah bilang jika kamar depan tempat Ibu dan Apa tidur rencananya akan dijadikan tempat praktek jika saya kelak menjadi dokter. Suatu saat nanti saya memang bukan menjadi dokter, namun saya ingin menjadi "dokter" masyarakat. Apa pun pernah bilang "entah, Apa bisa atau tidak melepas anak-anak Apa jauh-jauh setelah kalian menikah nanti.". Dalam hati saya hanya bisa jawab "Pa, meski raga kita berpisah jauh, tapi hati dan kasih sayang tidak akan terpisah, kita terpaut. Dalam badan saya kan ada kromosom yang Apa berikan. Jadi jangan khawatir"

Irma bersama Ibu di ulang tahun ke-2
Terima kasih Ibu, Apa untuk rasa cinta, sayang, doa, pengorbanan, dorongan moril serta semua kasih tanpa syarat yang mengalir tanpa habisnya. Neng sayang Ibu dan Apa kemarin, hari ini, besok dan selamanya.

Ibu selalu bilang "hidup itu perjuangan, tidak ada orang yang terlahir pintar, yang membedakan adalah tingkat ke-ulet-an, ada yang mau berusaha dan tidak, jadi jangan merasa minder, semua bisa menjadi pintar jika berusaha."

18 komentar:

  1. keluarga yang sangat bahagia... seneng sekali rasanya bisa berada di tengah2 keluarga yang di cintai... ^_^

    BalasHapus
  2. Terharu sangat... TT
    sejujurnya, klo aku justru bukan seorang anak yang dekat dengan bapak,, bahkan sangat jauh. Jarang berkomunikasi, dlsb.
    Baca postingan ini, membuat jiwa ini merinding. Makasih ya Irma.. Love it!

    BalasHapus
  3. bersyukurlah Irma dirimu lahir dari Rahim seorang ibu yang sangat Luar biasa dan punya Ayah yang sangat bijaksana dan sabar, saya membaca tulisan yg di bold rasanya mata ini mulai berkaca2. sebuah kata yg berfilosofi dan mengandung makna yg dalam, itulah kenapa orang tua tetap menganggp kita seperti anak kecil, kendati kita sdh dewasa, karena cinta orang tua kepada anaknya tidak pernah luntur oleh jaman, suatu saat Irma mengalami hal seperti apa yg dirasakan ayah & ibu kita, mulai hari ini Ima tidak boleh GALAU lagi yah..., ingat nasehat ortu

    BalasHapus
  4. Kakaaaak saya terharuuuu :') Nice story.. Semoga kak Irma kelak dapat mewujudkan impian Apa dan Ibu kak Irma. amiin

    BalasHapus
  5. "hidup itu perjuangan, tidak ada orang yang terlahir pintar, yang membedakan adalah tingkat ke-ulet-an, ada yang mau berusaha dan tidak, jadi jangan merasa minder, semua bisa menjadi pintar jika berusaha."

    itu mengapa tuhan menciptakan kata menyerah, karena jika semua berusaha tak ada yang akan menyerah jika semua menyerah tidak ada yang berusaha. itulah keseimbangan dan yang tuhan ciptakan.

    cerita ini menyentuh mbak :D

    BalasHapus
  6. salam hangat dan salam hormat untuk ortu kamu ya

    tak ada yang lebih mulia selain ibu dan bapak

    BalasHapus
  7. Mbak irma.... saya terharu bacanya... :')

    BalasHapus
  8. terharu. :) Ortunya hebat.

    Dan suka quote ibunda, "hidup itu perjuangan, tidak ada orang yang terlahir pintar, yang membedakan adalah tingkat ke-ulet-an, ada yang mau berusaha dan tidak, jadi jangan merasa minder, semua bisa menjadi pintar jika berusaha."

    BalasHapus
  9. iya juga,mb beruntung bgd memiliki ortu yg luar biasa....

    sangat beruntung...

    SEMANGKA, AKU SELALU SEMANGKA. dan kakak juga semangat bertaqwa.

    tulisan yg dibold bener ,,, hehe mreka lah ortu yg baik. Kelak kita akan sama sptnya. aamiin

    BalasHapus
  10. Bahagianya punya ortu hebat, keluarga yang dipenuhi dengan kasih sayang.

    Salam buat keluarga tercinta ya..

    BalasHapus
  11. Salam kembara, begitu indah suatu ikatan yang tidak terbanding dengan dunia dan isinya.. Syukur

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah semua msh sehat2 sj.., smg kedepanx tetap gitu yaa Aamiin....,

    BalasHapus
  13. aduh jadi menahan airmata gini rasanya...hicks

    BalasHapus
  14. cinta keluarga tiada duanya di dunia.., kita hanya mampu berusaha sebik mungkin untuk membalas cinta kasih mereka, tak ada batasnya & sampai akhir nanti :)

    moga keluarga mbak selalu mendpat karunia Allah SWT, Amien. :)

    BalasHapus
  15. Sing:
    Harta yang paling berharga adalah keluarga...
    ^_^
    Salam buat keluarga Irma di Bandung :)

    BalasHapus
  16. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi
    Saat kamu menemui batu sandungan janganlah kamu ptus asa,
    karena semua itu pasti akan ada solusinya.,.
    si tunggu kunjungan baliknya gan.,

    BalasHapus
  17. waaaaaaaaaaa.. terima kasih semuanya :)
    keluarga adalah tempat ternyaman di dunia, beneran deh :)

    BalasHapus

Hai kawan-kawan, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca dan berkomentar di pendopo langit ini ^_^


up